Hakikat Kurikulum
HAKIKAT KURIKULUM
Perencanaan dan perancangan yang sistematis dan terstruktur sangat
diperlukan dalam melakukan segala sesuatu guna tercapainya suatu tujuan yang
telah ditentukan sedari awal. Dalam dunia pendidikan, dikenal pula yang namanya
‘kurikulum pendidikan’ sebagai rencana atau rancangan dalam mengantarkan proses
pembelajaran atau pendidikan sampai pada tujuan yang diharapkan.
PENGERTIAN KURIKULUM
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu ‘curir’
yang artinya pelari dan ‘curere’ yang berarti tempat berpacu. Menurut
KBBI, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan.
Kurikulum mempunyai peranan yang sangat vital dalam dunia penididikan,
karena merupakan alat pengoperasian untuk menuju tujuan pendidikan. Pendidikan
tidak akan berjalan dengan baik atau dikatakan berhasil bila proses pendidikan
tersebut tidak berpedoman pada kurikulum yang ada. Mengingat posisi dan peran
kurikulum yang sebegitu penting dalam dunia pendidikan, maka penyusunan
kurikulum tidak boleh dilakukan tanpa mengerti dan memahami konsep dasar dari
kurikulum itu sendiri. Adanya pengetahuan mengenai hakikat dan fungsi
kurikulum, menjadi modal penting bagi pihak-pihak yang bersangkutan dengan
penyusunan kurikulum. Jika penyusunan kurikulum sudah tertata denga baik, maka
guru memiliki tugas untuk mengemban dan melaksanakan kurikulum tersebut dengan
baik tanpa berpaling pada kurikulum yang berlaku.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bagaimana peran kurikulum sebagai
program pendidikan yang memiliki kontribusi besar dalam menjalani proses dan
menentukan hasil pendidikan. Kurikulum dalam pendidikan juga dapat diartikan
sebagai kegiatan aktivitas belajar mengajar secara terstruktur bagi peseta
didik di bawah naungan sekolah maupun tidak. Atas dasar tersebut secara oprasional kurikulum
dapat didefinisikan sebagai berikut.
1. Bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan dari tahun ke
tahun suatu sekolah dengan guru sebagai eksekutor pengajaran terhadap siswa.
2. Usaha untuk menyampaikan asas dan
ciri terpenting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah.
3. Adanya tujuan pengajaran, pengalam belajar, alat-alat belajar, dan
cara-cara penilaian yang telah direncanakan.
4. Terwujudnya tujuan pendidikan yang telah direncanakan.
Dalam pandangan masyarakat awam, kurikulum merupakan rencana yang disusun
guna melakukan proses belajar mengajar di bawah naungan dan tanggung jawab
sekolah maupun lembaga pendidikan. Argumen mengenai kurikulum semakin diperluas
dengan adanya pernyataan bahwa kurikulum ialah semua kegiatan yang dapat
memengaruhi siswa dalam proses pendidikan. Argumen itu timbul akibat adanya
pertimbangan mengenai pengeluaran biaya yeng lebih besar daripada sekadar
merencanakan kurikulum yang bersifat tertulis, misalnya tersedianya buku-buku
yang lengkap dan menarik untuk meningkatkan gairah literasi siswa pada ruang
perpustakaan sekolah. Kurikulum juga harus memiliki karakteristik sebagai
berikut.
1. Fleksibel, dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin maju.
2. Berisi deskripsi atau uraian mengenai program yang akan dilaksanakan.
3. Berisi bermacam-macam bidang studi.
4. Ditujukan bagi individu, kelompok kecil, maupun kelompok besar.
5. Berjalan lurus dengan program suatu lembaga pendidikan.
PERAN KURIKULUM
Sebagaimana yang telah
diuraikan, kurikulum digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peran dan fungsi
kurikulum bersangkut paut dengan komponen-komponen yang mengarah pada tujuan
pendidikan. Berikut adalah tiga peran kurikulum menurut Hamalik dalam Sanjaya.
1. Peran
konservatif menekankan bahwa kurikulumharus mampu melestarikan nilai-nilai
budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini dikaitkan dengan
era global sebagai akibat kemajuan iptek yang memungkinkan mudahnya pengaruh
budaya-budaya asing menggerogoti budaya-budaya lokal. Melalui peran
konservatif, kurikulum berperan menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai-nilai luhur masyarakat sehingga mampu memengaruhi dan membina perilaku
peserta didik sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada dilingkungannya.
2. Peran
kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru
sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan masyarakat pada saat ini
dan masa yang akandatang agar pendidikan tidak tertinggal. Maksudnya, apa yang diajarkan di
sekolah/madrasah pada akhirnya akan bermaknadan relevan dengan kebutuhan dan
tuntutan sosial masyarakat.
3. Peran kritis adalah peran di mana kurikulum tidak hanya
mewariskan budaya-budaya masa lalu, namun disesuaikan dengan kondisi yang
terjadi saat ini secara selektif. Dengan demikian, kurikulum berperan untuk
menilai dan memilih nilai budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan
serta aktif dalam control dan filter sosial.
FUNGSI KURIKULUM
Sebagaimana fungsinya sebagai acuan atau pedoman, kurikulumlah yang
dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam
melaksanakan supervisi dan pengawasan, kepala sekolah menggunakan kurikulum
untuk melakukan itu. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Dalam memberikan bantuan agar
terselenggaranya proses pendidikan, masyarakat menjadikan kurikulum sebagai
acuan.
Berkaitan
dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi
kurikulum, yaitu:
1. Fungsi Penyesuaian (the
adjustive or adaptive function)
Fungsi Penyesuaian
mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat
dinamis.Karena itu, siswa pun harus memiliki kemam puan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
2. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi Integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari masyarakat.Oleh karena itu, siswa harus
memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
masyarakatnya.
3. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi Diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.Setiap siswa
memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus dihargai
dan dilayani dengan baik.
4. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi Persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya.Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa
untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat
melanjutkan pendidikannya.
5. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Fungsi Pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program program belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat
hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan
individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk
memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua
fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat
fleksibel.
6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi Diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Jika siswa sudah
mampu memahami kekuatan kekuatan dan kelemahan kelemahan yang ada pada dirinya,
maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang
dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
KOMPONEN KURIKULUM
Kurikulum memiliki empat komponen utama yang saling
berkaitan menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu tujuan, isi dan struktur
monogram, strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi.
1.
Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum ialah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan
diberikan pada peserta didik. Jika dikaitkan dengan sistem pendidikan nasional,
tujuan kurikulum haruslah berlandaskan Pancasila, yakni insan yang beriman
terhadap agama, berbudi pekerti, disiplin, bertanggung jawab, disiplin,
mandiri, terampil, cerdas, serta sehat jasmani dan rohani.
2. Isi dan
Struktur Kurikulum
Kurikulum haruslah berisi pengetahuan dan pengalaman yang akan ditujukan
pada peserta didik. Isi yang telah ditentukan pada kurikulum juga harus
disesuaikan dengan tingkat atau jenjang pendidikan, perkembangan yang ada di
masyarakat, kebutuhan hidup, serta perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.
3. Strategi
Pelaksanaan Kurikulum
Komponen ini berfungsi untuk memberi petunjuk bagaimana kurikulum ini
dilakukan di sekolah. Sebagus apapun kurikulum yang telah dirancang, tanpa
adanya pelaksanaan yang terstrategi tidak akan membawa hasil yang telah
diharapkan.
4. Evaluasi
Kurikulum
Komponen ini dimaksudkan untuk menilai dengan menentukan efisiensi,
efektifitas, relevansi, dan produktivitas progam yang telah dilakukan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Efeisiensi menyangkut penggunaan tenaga, sarana, waktu, dan sumber-sumber
lainnya. Efektifitas menyangkut penggunaan cara yang telah dipilih dalam
mencapai suatu tujuan. Relevansi menyangkut kesesuaian program dengan kondisi
kebutuhan peserta didik, orang tua, maupun masyarakat. Produktivitas menyangkut
keoptimalan hasil yang telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
· Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:
Rineka Cipta.
· Rahmat, Raharjo. 2012. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.
Yogyakarta: BAITUNA PUBLISHING.
· Sudjana Nana. 1988. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum disekolah. Bandung:
CV Sinar Baru.
· Sandjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Rawamangun.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
· Http://muchsin115.blogspot.co.id/2016/02/isi-dan-hakikat-kurikulum-dalam.html
Komentar
Posting Komentar