BARANG KECIL BERDAMPAK BESAR


BARANG KECIL BERDAMPAK BESAR
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani segera menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur kenaikan tarif cukai dan harga jual eceran hasil tembakau atau rokok untuk tahun depan. Rata-rata tertimbang tarif cukai rokok dipastikan bakal naik 10,04 persen. Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi pada BBC Indonesia juga sudah mengatakan bahwa rencana pemerintah menaikkan harga rokok adalah untuk menambah pemasukan sekaligus melindungi kesehatan. Wacana kenaikan harga rokok hingga Rp50.000 per bungkus berawal dari penelitian studi Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Rokok kini telah menjadi gaya hidup masyarakat luas yang menjamur di seluruh dunia, khususnya pada golongan kaum lelaki. Rokok yang sejatinya merupakan barang kecil kini bukanlah menjadi hal yang tabu atau asing bagi masyarakat, mulai dari berbagai kasta ekonomi, berbagai jenis kelamin, berbagai jenis usia, bahkan hingga dari berbagai status kesehatan. Padahal sudah terdapat wacana bahkan gambar-gambar yang telah menunjukkan adanya bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh manusia, namun masih banyak orang yang tidak peduli dan masih saja tetap mengonsumsi barang kecil tersebut.
Kebanyakan masyarakat bahkan sudah ada yang berani mengeluarkan pendapat bahwa seakan-akan merokok menjadi barang yang diagung-agungkan oleh mereka, contohnya ‘merokok mati, tidak merokok mati, lebih baik merokok sampai mati.’ Kejadian ini cukup menjadi perhatian penting, karena pemikiran tersebut akan berdampak pada pandangan mereka terhadap rokok.
 Rokok memang merupakan barang kecil yang sejak dulu jadi permasalahan besar, karena dampak negatifnya yang lebih banyak dari pada dampak positifnya. Contoh kecilnya saja adalah Kandungan tar pada rokok yang akan menempel pada paru-paru, serta menimbulkan warna cokelat pada gigi dan kuku. Bahaya merokok bagi kesehatan tubuh selanjutnya adalah dapat menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung, karena kandungan karbon monoksida pada asap rokok yang dihirup masuk ke aliran darah. Rokok adalah barang yang akan memberikan sugesti efek kecanduan, bahkan sekarang rokok menjadi barang yang wajib di bawa setiap saat. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dihasilkan rokok terhadap manusia.
1.    Kerontokan rambut terhadap pengguna rokok
Bahan-bahan berbahaya yang ada di dalam kandungan rokok akan diserap oleh tubuh pengguna, selanjutnya nanti akan membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sistem kekebalan tubuh yang rendah nantinya akan memudahkan virus dan bakteri untuk masuk dan menjangkit manusia, salah satunya ialah penyakit lupus erithematosus, penyakit yang dapat menyebabkan kerontokan rambut. Penyakit kerontokan rambut yang terjadi oleh pengonsumsi rokok akan sulit disembuhkan, kecuali si pengonsumsi rokok berhenti untuk merokok.
2.    Menyebabkan katarak
Salah satu penyakit mata yang dihindari, namun sering terjangkit oleh kebanyakan masyarakat luas ialah katarak. Katarak merupakan penyakit mata yang menyebabkan kebutaan sejak dini akibat lensa mata yang memutih dan akhirnya menghalangi penglihatan manusia tersebut. Rokok dapat memicu terjadinya penyakit katarak dengan terbebasnya zat-zat berbahaya dalam rokok melalui paru-paru yang nantinya akan mengiritasi mata si pengguna rokok tersebut. Hal tersebut akan semakin buruk dan akan lebih parah bila si perokok tidak akan berhenti merokok.
3.    Kanker
Bukan hal yang tabu bila rokok yang beredar di masyarakat akan menyebabkan kanker pada tubuh manusia, terlebih telah ada peringatan pada bungkus dan pemplubikasian di media informasi mengenai rokok. Tidak ada satu zat pun yang ada di dalam rokok berguna bagi kesehatan manuisa dan zat yang menyebabkan kanker tersebut ialah zat karsinogen.
Sudah sepatutnya memang pemerintah memiliki komitmen untuk mengurangi konsumsi rokok di masyarakat, membuat masyarakat Indonesia menjadi sehat merupakan sebuah keharusan, walaupun akan ada dampak lain atas kenaikan harga rokok yang drastis. Untuk saat ini, membuka mata hati masyarakat terhadap rokok merupakan waktu yang tepat, karena masyarakat akan di hadapkan pada dua pilihan, yaitu memilih berhenti merokok untuk hidup lebih baik atau membiarkan rokok menghentikan hidup. Jadi, berhentilah merokok demi kesehatan bersama.




Komentar

Postingan Populer