GURU: MEDIA PEMBELAJARAN TERBAIK DI KELAS


GURU: MEDIA PEMBELAJARAN TERBAIK DI KELAS

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri atas adanya interaksi atau hubungan timbal balik antara perbuatan guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif dengan capaian tujuan tertentu. Pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah tidak hanya dilihat dari prestasi akademik siswa dalam bentuk bilangan, angka, atau nilai, tetapi proses pembelajaran di sekolah selayaknya juga diarahkan untuk menumbuhkembangkan minat dan bakat siswa pada kegiatn belajar. Menumbuhkembangkan minat dan bakat siswa pada kegiatan belajar ditentukan melalui pengalaman siswa dalam belajar itu sendiri, melalui peran gurulah siswa mendapatkan suasana kelas yang dapat memberdayakannya untuk belajar. Peran seorang guru tidak ubahnya seorang konduktor dalam suatu orkestra yang mampu mengubah berbagai faktor yang berkaitan dengan pembelajaran hingga memudahkan proses siswa belajar di kelas (DePorter & Hernacki, 1992).
Peranan seorang guru yang dimaksud salahsatunya ialah kecakapan berkomunikasi (communication skill). Komunikasi tidak hanya disampaikan atau tersampaikan melalui kata yang diucapkan oleh lisan, melainkan pula tubuh yang juga sebagai media komunikasi efektif. Komunikasi tubuh atau yang biasa disebut sebagai komunikasi non verbal  cenderung bersifat “jujur” dari pada komunikasi lisan atau verbal, hal ini dipertegas oleh Onong Uchjana E. (2011: 14) bahwa: “Seperti halnya dengan penyampaian pesan secara verbal, yakni yang menggunakan bahasa dan secara non verbal, yaitu dengan menggunakan kial atau gerakan, isyarat, gambar atau warna.Umpan balik pun dapat disampaikan oleh komunikan secara verbal maupun secara non verbal”.
Peranan ini mensyaratkan kecakapan berkomunikasi (communication skill). Namun perilaku komunikasi nonverbal (NV) adalah salah satu elemen komunikasi yang kurang mendapat perhatian para guru. Aspek komunikasi sering diabaikan karena seorang guru lebih menitikberatkan pada kurikulum dan materi (course content). Bagaimana cara guru menyampaikan isi pembelajaran diserahkan begitu saja kepada guru tanpa rancangan yang jelas (Valencic, McCroskey, & Richmond: 2005). Guru berperan sebagai media pembelajaran (Heinich dkk, 2002), memiliki kemampuan khusus yang tidak tergantikan oleh media yang lainnya (Degeng, 1989). Degeng (1989: 142-146) menguraikan bahwa dalam mempreskripskan strategi penyampaian ada 5 cara untuk mengklasifikasikan media pembelajaran diantaranya adalah tingkat interaktif dan tingkat motivasi yang mampu ditimbulkan suatu media. Guru dapat menyajikan semua media dari benda konkrit sampai simbul verbal. Guru sebagai media belajar dapat bertindak sebagai motivator bagi seorang siswa, tetapi pada saat yang sama, guru justru menghancurkan motivasi belajar siswa yang lain. Sehingga kemampuan berkomunikasi guru menjadi sangat penting supaya fungsinya sebagai media belajar dapat dilakukan dengan baik, dalam hal ini menjadi jelas bahwa perkataan (verbal) guru dan cara guru mengatakannya (nonverbal) tidak dapat dipisahkan. Penelitian Friesen (2003) memperkuat hal ini. Seorang guru melalui perilaku komunikasi nonverbalnya memiliki kemampuan untuk menciptakan apa yang Friesen dan rekan-rekannya sebut sebagai atmosfer pedagogis. Melalui penelitian fenomenologi ini Friesen menyimpulkan bahwa atmosfer pedagogis merupakan suatu hubungan antara guru dan siswanya yang menciptakan suasana (atmosfer) yang mempengaruhi aktivitas belajar. Perilaku komunikasi NV guru memberi peranan penting dalam hal ini. Friesen menemukan kemampuan media interaktif (berbasis komputer) untuk memberikan suasana pedagogis dalam pembelajaran kurang memadai karena hambatan yang bersifat ontologis. Artinya pada hakekatnya guru memang berbeda dengan media-media yang lainnya dan penggantian peran guru dalam pembelajaran di kelas harus dikaji lebih mendalam.


Komentar

Postingan Populer