KETERAMPILAN ABAD 21: FORMULA 4C SEBAGAI SOCIAL CAPITAL DAN INTELLECTUAL CAPITAL DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
KETERAMPILAN ABAD 21:
FORMULA 4C SEBAGAI SOCIAL CAPITAL DAN INTELLECTUAL CAPITAL
DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Pekerjaan di abad 21 bersifat lebih
internasional, multikultural, dan saling berhubungan. Pada abad terakhir ini telah terjadi
pergeseran yang signifikan dari layanan manufaktur kepada layanan
yang menekankan pada informasi dan pengetahuan (Scott, 2015). Secara eksponen pengetahuan
itu telah tumbuh, berkembang, dan meluas secara sendirinya. Teknologi informasi
dan komunikasi menyebabkan perubahan dalam cara belajar, sudut pandang
pemikiran, profesi yang dapat dilakukan, dan makna sosialistis. Pengambilan
keputusan yang tepat, penyebaran informasi, kolaborasi yang baik, inovasi,
kecepatan, dan ketepatan bekerja yang menjadi aspek penting di zaman ini.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Trilling dan Fadel (2009) yang
menunjukkan bahwa lulusan sekolah menengah, diploma, dan pendidikan
tinggi masih belum berkompeten dalam hal: (1) komunikasi oral maupun tertulis,
(2) berpikir kritis dan mengatasi masalah, (3) etika bekerja dan
profesionalisme, (4) bekerja secara tim dan berkolaborasi,
(5) bekerja di dalam kelompok yang berbeda, (6) menggunakan
teknologi, dan (7) manajemen projek dan kepemimpinan. Oleh karena itu, peserta
didik diharapkan mempu memiliki indikator keberhasilan yang didasarkan pada
kecakapan berkomunikasi, pemanfaatan informasi dalam memecahkan masalah yang
kompleks, menciptakan pengetahuan baru, kemampuan adaptasi yang tinggi,
berinovasi di bawah tuntutan baru, dan menjadi agen perubahan.
Era globalisasi yang
berkembang di abad ke-21 menjadi tantangan bagi generasi saat ini, dikarenakan
permasahan-permasalahan yang terjadi begitu kompleks, terkhusus revolusi
industri 4.0. Dampak yang ditimbulkan dari era globalisasi ini ialah adanya
bentuk keharusan untuk penyesuaian dengan zaman di berbagai sektor, terutama
bidang pendidikan. Berdasarkan hasil kajian ASEAN Business Outlook Survey,
Indonesia dianggap sebagai negara tujuan investasi asing dan bahkan menjadi
salah satu tujuan utama di sektor ASEAN. Survei yang dilakukan tahun 2014
tersebut ternyata juga menyelipkan fakta yang kurang mendukung, pasalnya sumber
daya manusia asal Indonesia mayoritas memiliki keahlian rendah dan harga yang
murah. Bangsa Indonesia diprediksi tidak
akan mampu bersaing dan akan kehilangan kesempatan terbaiknya jika dibandingkan
dengan sumber daya manusia yang lebih terlatih dan ahli dari negara lain. Menurut Gogot Suharwoto, Kepala Pustekkom Kemendikbud,
hal yang perlu yang disiapkan kini bukanlah sekadar peserta didik yang pandai
menghitung, cepat menghafal, ataupun mampu mengerjakan soal dalam waktu cepat,
karena semua hal tersebut mampu dikerjakan dan diselesaikan oleh mesin
berteknologi canggih. Pendidikan yang sebenarnya diharapkan ialah dapat
mempersiapkan peserta didik untuk menguasai keterampilan abad 21 yang
diberdayakan dalam kegiatan belajar mengajar. Keterampilan abad 21 yang
dianggap mampu dijadikan modal sosial (social capital) dan modal
intelektual (intellectual capital) biasa disebut dengan konsep 4C, yaitu
communication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan
creativity and innovation.
Communication (Komunikasi)
Komunikasi
adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara verbal maupun
nonverbal. Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan paling
berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, namun tidak semua individu
mampu melakukannya. Tujuan utama dari komunikasi ialah mengirimkan pesan
melalui media yang tersedia agar dapat dimengerti oleh penerima pesan.
Komunikasi dapat dikatakan efektif bila suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat diterima persis dan baik oleh komunikan, sehingga tidak
terjadi salah persepsi atau pemahaman.
Collaboration (Kolaborasi)
Kolaborasi
adalah kemampuan untuk saling bekerjasama, bekerja secara produktif dengan yang
lain, bersinergi, atau berperan dan beradaptasi di dalam suatu situasi.
Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan
melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar
sekolah (P21, 2007). Peserta didik dapat bekerjasama secara kolaboratif pada
tugas berbasis proyek ataupun masalah yang mengembangkan keterampilannya
melalui model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok masing-masing. Dalam
dunia kerja, keterampilan kolaborasi dapat diterapkan oleh suatu individu untuk
menghadapi rekan kerja yang posisinya saling berjauhan atau bertolak belakang.
Critical Thinking and
Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah)
Adalah kemampuan untuk
memahami suatu masalah, mensintesiskan informasi satu dengan informasi lainnya,
sehinggan akhirnya timbul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu
permasalahan. Suatu individu harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut
pandang yang berbeda-beda dalam memecahkan suatu masalah yang kompleks.
Pemecahan masalah tidak dapat dipisahkan dari keterampilan berpikir kritis,
keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan fundamental dalam
memecahkan masalah. Pada era perkembangan pesat IPTEK seperti saat ini, untuk
berpikir kritis siswa dituntut memiliki kemampuan memilih sumber informasi yang
relevan, berkualitas, dan melakukan penyaringan secara objektif, realibilitas,
dan kemutahiran. Lalu, diterapkan pada alat dan teknik yang tepat secara
efisien dan efektif dalam memecahkan suatu masalah.
Creativity and Innovation (Kreatif dan Inovatif)
Adalah kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan baru yang sifatnya baru dan beda.
Keterampilan berkreasi dan semangat berinovasi diperlukan untuk mencapai
kesuksesan personal dan profesional. Dalam dunia pendidikan, peserta didik
perlu dilakukan pembiasaan untuk berpikir di luar kebiasaannya, melibatkan
sudut pandang yang berbeda, memberikan kesempatan dalam penyampaian ide dan
solusi, mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mengemukakan perkiraan
jawaban. Kesuksesan personal dan profesional yang diraih peeserta didik melalui
keterampilan berkreasi dan semangat berinovasi dapat membuat dunia menjadi
tempat yang lebih baik bagi semua makhluk.
Berbagai upaya telah
dilakukan manusia dalam beradaptasi dengan zaman yang terus berkembang,
termasuk formula 4C dalam bidang pendidikan yang telah dipaparkan, walaupun
aktivitasnya belum bersifat masif di dunia pendidikan Indonesia. Hiruk-pikuk
kehidupan era revolusi industri 4.0 tentunya menciptakan dampak sosial yang
membuat manusia terus meningkatkan kemampuan dirinya guna beradaptasi di zaman
ini, maka dari itu perlu adanya pelaksanaan berbagai aktivitas sebagaimana yang
dituntut di era revolusi industri 4.0.
Daftar Pustaka
Http://mediaindonesia.com/read/detail/170690-jangan-gagap-hadapi-revolusi-industri-40 diakses Minggu, 9 Desember
2019 (12:34 AM)
P21.
2007. The Intellectual and Policy Foundations of the 21st Century Skills
Framework. Washington DC, Partnership for 21st
Century Skills.
Scott, C.L. 2015. The
Futures of Learning 1: Why must learning content and methods change in the 21st
century? UNESCO
Education Research and Foresight, Paris. [ERF Working Papers Series, No. 13].
Trilling, B. and Fadel, C. 2009. 21st
Century Skills: Learning for Life in Our Times.
San Francisco, Calif., Jossey-Bass/John Wiley &
Sons, Inc.
Komentar
Posting Komentar